Sinumbra - Kawah Putih - Ciwidey (27 Juli 2008)
Telkomsel dan Kopassus merupakan komponen masyarakat, sangat peduli terhadap masyarakat sekitar dimana seperti yang kita ketahui semua bahwa masyarakat kita sangat kekurangan saat ini, begitu masyarakat yang membutuhkan akan tetapi mereka tidak memiliki akses ke fasilitas kesehatan yang mereka butuhkan, dan bila mereka memiliki akses ke fasilitas kesehatan tersebut sering kali yang menjadi masalah mereka adalah ketidak adaan dari dukungan finansial. Saat ini kita ketahui bahwa untuk mendapatkan perawatan kesehatan sangat mahal, kadang buat mereka yang memiliki penghasilan sesuai dengan keadaan (UMR (Upah Minimum Regional)) sangat sulit untuk mendapatkan suatu keseimbangan antara kebutuhan sehari-hari yang juga mereka sangat perlukan dengan kebutuhan kesehatan. Dimana pada saat kita sekolah kita selalu mendapatkan penekanan dari guru-guru kita bahwa kesehatan merupakan hal primer dalam kehidupan kita akan tetapi tampaknya kesehatan ini harus juga kembali berkompetisi dengan keperluan perut dan sandang yang mereka butuhkan, sehingga akhirnya keperluan akan kesehatan akan tertinggal di belakang, karena sebagian besar dari masyarakat yang berada di dalam kadar "UMR" ini akan memilih untuk memenuhi terlebih dahulu keperluan dari perut dibandingkan dengan keperluan akan kesehatan, meskipun sebenarnya semuanya itu saling berkaitan dan berhubungan.
Oleh karena hal tersebut maka Tekomsel yang bekerja sama dengan Kopassus, memberanikan diri untuk mengajak kami dari Maranatha Social Service & Crisis Center untuk membantu masyarakat yang kekurangan, dimana kegiatan ini bukanlah kegiatan yang pertama kalinya diprakarsai oleh Telkomsel yang bekerja sama dengan Kopassus, dimana mereka sudah sering sekali melakukan kegiatan sosial ini, ditempat yang sering kita lupakan, mungkin bukan karena keadaan geografis yang ada sehingga mereka dilupakan, akan tetapi juga ada kalanya dan seringnya adalah karena daerah tersebut kurang potensial bagi kelompok yang berkuasa sehingga mereka menjadi kurang diperhatikan oleh pihak yang terkait, pada tempat inilah Telkomsel datang dan melayani mereka dengan semampu dan sekuat yang memungkinkan, Telkomsel dan Kopassus sering mengajak kami dari Maranatha Social Service & Crisis Center untuk turut melayani masyarakat diberbagai tempat, oleh karenanya kami merasa sangat berterima kasih karena kepercayaan yang diberikan kepada kami oleh Telkomsel terutama kepercayaan terhadap kemampuan dokter kami untuk membantu pelayanan yang dilakukan oleh Telkomsel terhadap masyarakat di Indonesia.
Salah satu bukti kepercayaan ini adalah diajaknya kami untuk membantu melayani pelayanan yang dilakukan oleh Telkomsel yang kerja sama dengan Kopassus di daerah Ciwidey (Sinumbra - Kawah Putih (Perkebunan XII)), dalam hal ini adalah di tempat agak sulit untuk masyarakat setempat mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan, bukan karena ketidak adaannya fasilitas kesehatan ditempat tersebut ataupun juga kurangnya tenaga kesehatan yang melayani tempat tersebut, akan tetapi lebih kepada sulitnya penduduk untuk mencapai fasilitas kesehatan dan juga waktu yang diperlukan untuk mencapai fasilitas kesehatan menjadi cukup panjang karena fasilitas kesehatan yang ada cukup jauh.
Pelaksanaan dari bakti sosial pengobatan gratis ini dibuka secara langsung oleh Bupati Bandung Bpk. Obar S., bakti sosial pengobatan gratis ini merupakan kerja sama antara Telkomsel sebagai pemprakarsa, beserta Kopassus sebagai pemfasilitasi dari kegiatan bakti sosial pengobatan gratis ini, bersama dengan Pemda setempat yang telah mengijinkan tempat mereka untuk dipergunakan untuk melakukan kegiatan bakti sosial pengobatan massal gratis ini, karena tanpa kerja sama yang baik dari semua pihak maka niscaya kegiatan bakti sosial pengobatan gratis ini tidak akan pernah terlaksana mungkin hanya merupakan suatu wacana saja tanpa adanya realisasi. Dengan adanya kerja sama yang baik dan saling pengertian dari pihak-pihak yang terlibat maka semuanya dapat terlaksana dengan baik, meskipun terdapat beberapa kekurangan pada saat perencanaan maupun pada saat pelaksanaan, akan tetapi bakti sosial pengobatan gratis ini boleh dikatakan sangat sukses, dan masyarakat dapat langsung merasakan manfaatnya dimana pada pelaksanaan acara bakti sosial pengobatan gratis ini telah dilayani kurang lebih sekitar 4000 orang pasien dengan kami melakukan lebih dari 120 tindakan bedah minor kepada penduduk yang membutuhkan, dan kami melakukan lebih dari 70 pemeriksaan kandungan atau yang berhubungan dengan kebidanan dengan 3 kasus yang kami rujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang lebih lanjut. Serta kami melakukan lebih dari 60 pemeriksaan EKG jantung, lebih dari 100 pemeriksaan THT dengan melibatkan dokter spesialis THT secara langsung, lebih dari 200 pemeriksaan mata dengan melibatkan dokter spesialis Mata, dan juga melakukan lebih dari 500 pemeriksaan Rontgen secara langsung di lapangan, tanpa perlu merujuk ke lain tempat yang mana merupakan yang pertama kali kami lakukan.
Penyakit yang banyak kami jumpai dilapangan adalah tuberkulosis, dimana sangat banyak sekali dari pasien yang secara klinis kita curigai terkena tuberkulosis dengan berbagai tingkatan dari penyakitnya, sedangkan penyakit yang lain yang banyak diderita oleh masyarakat di daerah tersebut adalah hipertensi dan penyakit paru lainnya yang mungkin berhubungan dengan kebiasaan penduduk di sekitar tempat tersebut untuk merokok dan memasak kebutuhan mereka sehari-hari dengan menggunakan tungku yang berbahan bakar kayu bakar, memang hal ini kembali lagi karena bila menggunakan minyak tanah atau bahkan gas mereka merasa kurang mampu untuk membeli, sedangkan bahan yang terdapat dalam jumlah banyak di daerah mereka adalah kayu bakar jadi bahan inilah yang mereka gunakan untuk memasak dan memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.
Akan tetapi kami juga menemukan beberapa kasus kurang gizi pada anak-anak, hal ini juga berakhir karena istilah "UMR" yang mereka alami sehingga mereka memilih kuantitas dibandingkan dengan kualitas makanan yang mereka makan.
Selain dari kasus yang dapat kami tanggulangi di lapangan banyak juga kasus yang terpaksa kami rujuk ke Rumah Sakit setempat (Soreang) karena memerlukan perawatan lebih lanjut, dimana biaya perawatan dari pasien yang kami rujuk ke Rumah Sakit tersebut sepenuhnya ditanggung oleh Pemda setempat, dalam hal ini ada terdapat lebih dari 20 kasus yang perlu mendapatkan perawatan dan pengobatan lebih lanjut yang kami rujuk ke Rumah Sakit setempat.
Hal ini membuktikan terjadi kerja sama yang baik antara semua pihak yang terlibat, ternyata masih sangat banyak masyarakat yang membutuhkan bantuan dan pertolongan karena mereka tidak mampu menangani penyakit yang mereka derita itu sendiri, hal ini disebabkan "UMR" yang mereka terima tidaklah mencukupi kebutuhan yang mereka perlukan sehingga keperluan akan kesehatan menjadi suatu yang sekunder, sedangkan tanpa kesehatan maka semua yang ada akan menjadi tidak berarti karena kesehatan ini merupakan hal terpenting dalam hidup kita, oleh karenanya marilah kita bantu masyarakat kita yang sangat membutuhkan bantuan sehingga mereka dapat memenuhi semua kebutuhan mereka bukan hanya keperluan perut mereka saja dan melupakan keperluan lainnya yang juga sebenarnya sangat penting untuk mereka diantaranya kesehatan, selain dari kesehatan mereka juga membutuhkan uluran kita untuk perumahan mereka, karena bila kita lihat para pekerja ini memiliki rumah yang kurang baik dari segi kesehatan.
Begitu banyak pekerjaan yang harus kita kerjakan, masyarakat sangat membutuhkan pertolongan kita dan bantuan kita oleh karenanya marilah kita bersama dan bersatu untuk membantu masyarakat kita untuk bangkit, dengan demikian dapatlah kita harapkan kita dapat maju kembali bersama dengan seluruh rakyat Indonesia sehingga impian Indonesia yang makmur dan sejahtera bukan hanya merupakan suatu slogan yang diucapkan oleh para legislatif pada saat mereka berpidato akan tetapi menjadi suatu kenyataan dan bukan hanya suatu fatamorgana yang jauh di ufuk mata.
Oleh karena hal tersebut maka Tekomsel yang bekerja sama dengan Kopassus, memberanikan diri untuk mengajak kami dari Maranatha Social Service & Crisis Center untuk membantu masyarakat yang kekurangan, dimana kegiatan ini bukanlah kegiatan yang pertama kalinya diprakarsai oleh Telkomsel yang bekerja sama dengan Kopassus, dimana mereka sudah sering sekali melakukan kegiatan sosial ini, ditempat yang sering kita lupakan, mungkin bukan karena keadaan geografis yang ada sehingga mereka dilupakan, akan tetapi juga ada kalanya dan seringnya adalah karena daerah tersebut kurang potensial bagi kelompok yang berkuasa sehingga mereka menjadi kurang diperhatikan oleh pihak yang terkait, pada tempat inilah Telkomsel datang dan melayani mereka dengan semampu dan sekuat yang memungkinkan, Telkomsel dan Kopassus sering mengajak kami dari Maranatha Social Service & Crisis Center untuk turut melayani masyarakat diberbagai tempat, oleh karenanya kami merasa sangat berterima kasih karena kepercayaan yang diberikan kepada kami oleh Telkomsel terutama kepercayaan terhadap kemampuan dokter kami untuk membantu pelayanan yang dilakukan oleh Telkomsel terhadap masyarakat di Indonesia.
Salah satu bukti kepercayaan ini adalah diajaknya kami untuk membantu melayani pelayanan yang dilakukan oleh Telkomsel yang kerja sama dengan Kopassus di daerah Ciwidey (Sinumbra - Kawah Putih (Perkebunan XII)), dalam hal ini adalah di tempat agak sulit untuk masyarakat setempat mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan, bukan karena ketidak adaannya fasilitas kesehatan ditempat tersebut ataupun juga kurangnya tenaga kesehatan yang melayani tempat tersebut, akan tetapi lebih kepada sulitnya penduduk untuk mencapai fasilitas kesehatan dan juga waktu yang diperlukan untuk mencapai fasilitas kesehatan menjadi cukup panjang karena fasilitas kesehatan yang ada cukup jauh.
Pelaksanaan dari bakti sosial pengobatan gratis ini dibuka secara langsung oleh Bupati Bandung Bpk. Obar S., bakti sosial pengobatan gratis ini merupakan kerja sama antara Telkomsel sebagai pemprakarsa, beserta Kopassus sebagai pemfasilitasi dari kegiatan bakti sosial pengobatan gratis ini, bersama dengan Pemda setempat yang telah mengijinkan tempat mereka untuk dipergunakan untuk melakukan kegiatan bakti sosial pengobatan massal gratis ini, karena tanpa kerja sama yang baik dari semua pihak maka niscaya kegiatan bakti sosial pengobatan gratis ini tidak akan pernah terlaksana mungkin hanya merupakan suatu wacana saja tanpa adanya realisasi. Dengan adanya kerja sama yang baik dan saling pengertian dari pihak-pihak yang terlibat maka semuanya dapat terlaksana dengan baik, meskipun terdapat beberapa kekurangan pada saat perencanaan maupun pada saat pelaksanaan, akan tetapi bakti sosial pengobatan gratis ini boleh dikatakan sangat sukses, dan masyarakat dapat langsung merasakan manfaatnya dimana pada pelaksanaan acara bakti sosial pengobatan gratis ini telah dilayani kurang lebih sekitar 4000 orang pasien dengan kami melakukan lebih dari 120 tindakan bedah minor kepada penduduk yang membutuhkan, dan kami melakukan lebih dari 70 pemeriksaan kandungan atau yang berhubungan dengan kebidanan dengan 3 kasus yang kami rujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang lebih lanjut. Serta kami melakukan lebih dari 60 pemeriksaan EKG jantung, lebih dari 100 pemeriksaan THT dengan melibatkan dokter spesialis THT secara langsung, lebih dari 200 pemeriksaan mata dengan melibatkan dokter spesialis Mata, dan juga melakukan lebih dari 500 pemeriksaan Rontgen secara langsung di lapangan, tanpa perlu merujuk ke lain tempat yang mana merupakan yang pertama kali kami lakukan.
Penyakit yang banyak kami jumpai dilapangan adalah tuberkulosis, dimana sangat banyak sekali dari pasien yang secara klinis kita curigai terkena tuberkulosis dengan berbagai tingkatan dari penyakitnya, sedangkan penyakit yang lain yang banyak diderita oleh masyarakat di daerah tersebut adalah hipertensi dan penyakit paru lainnya yang mungkin berhubungan dengan kebiasaan penduduk di sekitar tempat tersebut untuk merokok dan memasak kebutuhan mereka sehari-hari dengan menggunakan tungku yang berbahan bakar kayu bakar, memang hal ini kembali lagi karena bila menggunakan minyak tanah atau bahkan gas mereka merasa kurang mampu untuk membeli, sedangkan bahan yang terdapat dalam jumlah banyak di daerah mereka adalah kayu bakar jadi bahan inilah yang mereka gunakan untuk memasak dan memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.
Akan tetapi kami juga menemukan beberapa kasus kurang gizi pada anak-anak, hal ini juga berakhir karena istilah "UMR" yang mereka alami sehingga mereka memilih kuantitas dibandingkan dengan kualitas makanan yang mereka makan.
Selain dari kasus yang dapat kami tanggulangi di lapangan banyak juga kasus yang terpaksa kami rujuk ke Rumah Sakit setempat (Soreang) karena memerlukan perawatan lebih lanjut, dimana biaya perawatan dari pasien yang kami rujuk ke Rumah Sakit tersebut sepenuhnya ditanggung oleh Pemda setempat, dalam hal ini ada terdapat lebih dari 20 kasus yang perlu mendapatkan perawatan dan pengobatan lebih lanjut yang kami rujuk ke Rumah Sakit setempat.
Hal ini membuktikan terjadi kerja sama yang baik antara semua pihak yang terlibat, ternyata masih sangat banyak masyarakat yang membutuhkan bantuan dan pertolongan karena mereka tidak mampu menangani penyakit yang mereka derita itu sendiri, hal ini disebabkan "UMR" yang mereka terima tidaklah mencukupi kebutuhan yang mereka perlukan sehingga keperluan akan kesehatan menjadi suatu yang sekunder, sedangkan tanpa kesehatan maka semua yang ada akan menjadi tidak berarti karena kesehatan ini merupakan hal terpenting dalam hidup kita, oleh karenanya marilah kita bantu masyarakat kita yang sangat membutuhkan bantuan sehingga mereka dapat memenuhi semua kebutuhan mereka bukan hanya keperluan perut mereka saja dan melupakan keperluan lainnya yang juga sebenarnya sangat penting untuk mereka diantaranya kesehatan, selain dari kesehatan mereka juga membutuhkan uluran kita untuk perumahan mereka, karena bila kita lihat para pekerja ini memiliki rumah yang kurang baik dari segi kesehatan.
Begitu banyak pekerjaan yang harus kita kerjakan, masyarakat sangat membutuhkan pertolongan kita dan bantuan kita oleh karenanya marilah kita bersama dan bersatu untuk membantu masyarakat kita untuk bangkit, dengan demikian dapatlah kita harapkan kita dapat maju kembali bersama dengan seluruh rakyat Indonesia sehingga impian Indonesia yang makmur dan sejahtera bukan hanya merupakan suatu slogan yang diucapkan oleh para legislatif pada saat mereka berpidato akan tetapi menjadi suatu kenyataan dan bukan hanya suatu fatamorgana yang jauh di ufuk mata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar